Minggu, 09 Mei 2010

AIR ILAHI

Air Ilahi
Air, tanah, udara, api dan hawa atau ion sebagai lima kesatuan media kehidupan, satuan-satuan-nya-pun dapat berdiri sendiri-sendiri serta dapat diurai sampai sekecil-kecilnya. Itulah kekuasaan Allah Ta’ala dalam mencipta jagad alam-raya, hanya kalimat Allahu Akbar, subhanallah, la haula wa la kuwata illa billahil ‘aliyil’adzim.
Air Ilahi, bukan dimaksud membahas Teologi-Air, kalau memang itu dapat dikatakan sebagai bahasan Ilmu Teologi. Juga bukan hendak mempertuhankan air, karena air sebagai hasil ciptaan-Nya, walau ada air yang dikeramatkan disucikan dikuduskan oleh sebahagian masyarakat. Bahkan semua agama agama di dunia memiliki atau meng-otoritasi sebahagian air atau sumber mata air yang dikaitkan dengan orang suci, kekasih ilahi. Umat wajib menjaga jangan sampai ada yang mengotori, siapa yang mengotori akan mendapat kutukan ilahi, itu pesan orang suci kata si penjaga air yang dijuluki juru kunci.
Air Ilahi, bukan air yang dimasud mesti harus disakralkan diberi persembahan, akan tetapi air sebagai karunia ilahi, rahmat ilahi, rezeki ilahi. Banyak orang menyukuri ketika datang, banyak orang memohon agar diturunkan ketika kekeringan kepanasan. Banyak orang mengelola membendung menahan agar dapat digunaka untuk hari esok, dikeluarkan sesuai kebutuhan. Air tidak mendatangkan kerusakan, air akan berjalan melaju menuju tempat yang lebih rendah ia akan berhenti dan memperlambat jalan bila dihambat atau dibendung. Air bukan perusak ia dapat melemah juga dapat menguat. Berhadapan penghambat dan pembendung yang kuat, air akan rela untuk bertahan namun penghambat maupun pembendung yang lemah ia akan ikut bersama air. Air tidak membawa kotoran-kotoran, tapi kotoranlah yang menyertai dan menggabungkan pada air. Air sebagai makhluk purba walau tidak ada fosilnya, kalaupun ada mungkin dialah matahari.
Air ilahi, sebagai makhluk purba, air diciptan memiliki sunahtullah atau nature tersendiri, ia akan menuju ke titik gravitasi yang terkuat, dan air akan mengikuti sunatullah-sunatullah yang lain, yang dimiliki air atas ketetapan Allah AWT. Air tidak berobah dan tidak akan merobah dapat berwujud lain sesuai suhu kondisi yang mempengaruhi, namun dapat dimasuki perobahan, juga air dapat dikotori. Walau demikian air dapat memurnikan dirinya sendiri, air dapat membersihkan dirinya sendiri, dengan sunatullah yang ada, air dapat meninggalkan perobah dan pengotor dirinya. Itulah sebuah perjalanan air karunia ilahi yang terkotori membersihkan dirinya sendiri, menguap mengembun membeku mencair dan siap untuk dirobah dan dirasupi kotoran lagi.
Air sebagai mahluk Allah, sebagai benda yang diberi kehormatan oleh Allah, dirinya yang masih berwujud “asap” embun kabut putih bagai kapas merenggang dinamai اَلدُّخَانَ / dhuhan, diberi kekuatan Allah Yang Maha Kuat untuk menopang
اَلْعَـرْشُ / Arasy –Singgasana Allah- dimana teradapat pula لَـوْحُ الْـمَحْـفُـوْظِ / Lauh Mahfudz -Perbendaharan Allah- pusat dokumentasi rahasia yang akan terjadi pada alam raya dan kehidupan.
Disebutkan bahwa Allah SWT setelah menciptakan langit dan bumi kemudian bersemayam menuju ‘arasy’, sebagaimana firman-Nya dalam S. Al A’raf ayat 53 ;
اِنَّ رَبَّكُمً اللَّـهُ الْذِى خَلَقَ السَّـمَوَاتِ وَ الاَرْضَ فِى سِـتَّتِ ايَّامِ ثُمَّ اسْـتَوَى عَلَـى الْعَـرْشِ
Artinya : “Sesngguhnya Tuhan kamu sekalian (adalah) Allah yang m,enciptakan langit dan
bumi dalam enam hari (masa) kemudian Dia bersemayam di atas “Arasy”
sedangkan Surat As Sajadah atau alif-lam-mim As Sajadah ayat 4 ayat, menyebut termasuk di dalamnya benda-benda antara langit dan bumi ( وَمَا بَيِـنَهُـمَا ) . Bumi diciptakan dalam waktu dua hari (masa) dan apa-apa yang ada di atasnya diciptakan dalam waktu empat hari (hari) kemudian Allah bersemayam ke langit yang berupa asap ‘dukhan’ ( ثُمَّ اسْــتَوَى اِلَى السَّــمآءِ وَهِىَ دُخَانٌ )
“kemudian Dia menuju langit (yang pada waktu itu) berupa dukhan atau asap” sebagai yang tersebut dalam Surat Fushilat atau ha-mim As Sajadah ayat 11. Kemudian, pada ayat 12, Allah menciptakan sertta memberi ketetapan atau sunatullah/hukum alam terhadap tujuh-langit serta apa-apa yang ada di dalamnya sebagai hiasan dan lampu penerang bagi bumi serta Allah yang mejaganya, juga diciptakan selama dua hari.
Setelah itu Allah bersemayan di di Arasy sedangkan “Arasy tersebut ditopang di atas oleh air, setelah Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari (masa) وَكَانَ عَرْشٌـهُ عَـلَى الْمَــاءِ لِيَـبْلٌوَكُـمْ أَيٌّـكُمْ اَحْــسَـنُ عَـمَلاً “dan ‘Arasy-Nya berada di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara mkamu sekalian yang lebih baik amalnya” tersebut dalam Surat Hud ayat 7, subhanallahu Allahu Akbar.
Banyak teori tentang penciptaan termasuk penciptaan air, mulai teori yang berdasar mitos, berdasar agama, berdasar fisalafat, berdasar mystic, berdasar ilmu fisika maupun ilmu purna fisika telah dan akan membahas terus tentang penciptaan air dan mereka harus sepakat bahwa air sebagai mahluk ciptaan atau benda ciptaan yang terdini, paling purba sebelum purba-kala.
Air di jagad raya, wujudnya telah merengang menjadi uap-gas karena sunatullah yang menjadikan ia harus begitu, berbeda dengan di planet bumi air masih terselimuti dalam rumah kaca yang rapat, air di bumi tidak mampu melayang-layang melebih 7 Km diatas permukaan laut. Dalam suhu -50 C (minus lima derajat celcius) akan menjadi kabut-es yang membeku dan akan mencair menjadi hujan.
Allah SWT masih tetap menempatkan air sebagai mahluknya yang di kedepankan, dari air-lah semua makhluk hidup di ciptakan oleh Allah, ia sebagai media kehidupan benda hidup dan mahluk bernyawa, berakal atau tidak, semua mahluk hidup memerlukan air.
Allah SWT juga memberi memberi kehormatan kepada air, agar dia menjadi pembersih bagi hamba-hamba-Nya yang akan beribadah melakukan ritual, mulai dari cebok atau bebersih untuk mengangkat kotoran sisa kencing dan tinja buang air, berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil maupun mandi apakah mandi sunah lebih-lebih mandi wajib agar terangkat hadats besar dari seluruh badan..
Air Ilahi, air karunia Allah, benda cair ciptaan Allah SWT ini mempunyai nama-nama yang berbeda ; air hujan, air sumur, air sungai, air laut, air es, air salju, air embun, air telaga, air mata-air … juga ; air-mata, air kelapa, air nira, air rotan, air tebu …ada juga ; air teh, air kopi, air susu, air bandrek, air bajigur, air anggur, air tape … lebih-lebih yang menjijikkan ; air liur, air ingus, air ludah, air keringat, air kencing, air sperma/mani, air mazi , air lendir, air ketuban/amniotic fluid, … dan masih banyak lagi. Namun Allah SWT telah memberi petunjuk, juga rasul-Nya Nabi Muhammad SAW, telah memberi batasan kepada air-air yang dapat digunakan sebagai alat pembersih untuk mengangkat najis, hadats kecil maupun hadats besar.

---mic---
M.Masud CHATIM al HAJJ - Islam Garis Qi-eS 003

Kamis, 29 April 2010

AKU ISLAM SIAPA

Aku Islam Siapa ?

Sebuah pernyataan tanya “aku Islam siapa ?” yang dipertanyakan kembali kepada penanyanya dengan jawaban -Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW- sebagai suatu jawaban bagi tiap-tiap individu muslim yang menyandarkan jawabannya atas firman Allah عند الله الاســلام ان الدين innad din ‘indallahil islam ‘sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam’ yang terdapat pada awal ayat ke 19 surah Ali Imran, maupun penjelasan Nabi Muhammad kertika disuruh Malaikat Jibril untuk mengajarkan kerangka ajaran agama Islam kepada para sahabatnya khususnya dan umat Islam pada umumnya.
Pada suatu sore Nabi Muhammad beserta para sahabat beliau sedang duduk-duduk tidak jauh dari masjid, di suatu tanah lapang yang sekarang sudah menjadi bahagian Masjid Nabawi kira-kira sekarang tempat itu antara Masjid Nabawi dan Hotel / Mal Bin Dawod.
Datanglah Malaikat Jibril yang men-jasad menjadi seorang laki-laki tua berbaju putih bersih berambut sangat hitam yang tidak diketahui dari arah mana dia datang serta tidak terdapat jejak kakinya di tanah yang berpasir. Kemudian Malaikat Jibril langsung duduk mendekati Nabi Muahammad dengan posisi kaki dilipat seperti duduk sila hanya saja betis tulang keringnya tidak disilangkan dan di duduki kedua telapak kakinya, ia berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad, sementara Abu Bakar; Umar ; Usman, Abu Hurairah dan Ali duduk berdekatan dengan Nabi sedang para sahabat yang lain menyambung duduk melingkari Jibril, lalu Jibril meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha nabi lalu bertanya tentang : Iman Islam dan Ihsan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khatab, kemudian dijawab oleh Rasulullah ;
Pertama mengenai Islam, bahwasanya kamu (Jibril yang mewakili kaum muslimin)
أن تشهد أن لا اله الا الله و أن محمّدا رسـول الله و تـقـيـم الصــلاة و تؤتـى الزكاة و تصـوم رمضـان و تحـج البيـت ان آســتطعـت اليـه ســــبيلا
Islam yaitu hendaklah kamu mengucapkan (dua kalimah syahadah / شـــهدتـان )
أشـــــهد أن لا اله الا اللــــه و أ شـــهد أن محـمّدا ر ســــول اللـــه aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammmad adalah Rasulullah, kemudian mendirikan shalat, memberikan/menunaikan zakat, puasa sebulan di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah jika ada kemampuan untuk bepergian ke sana.
Kemudian Jibril membenarkan apa yang disampaikan Rasulullah, sementara para sahabat yang duduk melingkarinya terheran-heran sambil bergumam: “dia yang bertanya dia pula yang membenarkannya”, dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya tentang iman. Rasulullah menjawab dengan sabdanya :
أن تؤمن باللــــه و ملائكـتـه وكتـبه و رســـله و اليـوم الآخـر و تـؤمـن بالقدر خيـره و شــره
Iman yaitu hendaklah kamu mengimani kepada Allah, dan kepada para malaikat-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya, dan kepada para rasul-Nya, dan kepada Hari Akhir / Kiamat, dan kepada ketentuan-Nya atau taqdir-Nya yang baik maupun yang jelek.
Kemudian Jibril membenarkan dan menanyakan tentang Ihsan.
Rasulullah menjawab dengan sabdanya : أن تعـبد اللـه كأنك تراه فان لم تكـن تراه فانه يراك
Ihsan yaitu hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka apabila kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu. Kemudian Jibril menanyakan tentang السّـــاعة as sa’ah atau waktu (datangnya Hari Kiamat) dijawab oleh Rasulullah : ماالمســــئول عنـها بأعلم من الســـائل yang bertanya tentangnya (Hari Kiamat) lebih mengetahui dari pada yang di tanya.
Itulah sebagian dari Hadits yang diriwiyatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, kemudian dirumuskan menjadi Rukun Agama Islam yang terdiri dari Rukun Islam, Rukun Iman dan Ikhsan.
Inti dari Rukun Agama Islam adalah mengimani Allah SWT sebagai Tuhan dan Muhammad SAW sebagai rasul-Nya dengan membenarkan dalam hati dan mengucapkan dengan lidahnya dua kalimah syahadah : أشـــهدأن لا اله الا اللــه و أ شـهد أن محـمّدا ر ســــول اللـــه
“asyhadu an la ilaha illallahu wa asyhadu anna muhammadar rasulullahi” Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasulullah”
Dua kalimah syahadat ini sebagai inti Agama Islam yang terdiri tiga unsur; -Tuhan, mahluk-pilihan dan media atau risalah- merupakan titik awal garis keislaman. Dari titik ini akan berkembang menjadi garis lurus ke atas maupun ke bawah, dapat juga kesamping kiri atau kanan, miring ke kanan miring ke kiri seperti jari-jari roda sepeda yang terpusat pada porosnya, semakin menjauh dari porosnya menjadikan ruangan semakin lebar dan melebar terus dan dibatasi oleh bingkai al-Qur’an dan as-Sunnah yang global. Garis lurus yang merupakan jari-jari itu merupakan aspek-aspek berbagai pemahaman tentang islam. Melebarnya pemahaman keislaman dari porosnya terkondisikan oleh qurun waktu dan akal fikiran sebagai media pemahaman.
Agama Islam sudah berjalan memasuki abad ke 15 sedangkan akal pikiran terus berjalan dan pemahaman Ajaran Islam berkembang terus. Sepanjang garis pemaham tersebut masih menyentuh poros inti keislaman yang terdapat dalam dua kalimah syhadah serta berada dalam batasan Qur’an dan Sunnah, itulah islam.
Menyadari adanya garis pemikiran diluar bingkai al Qur’an dan as Sunnah dan memasuki bingkai al Qur’an dan as Sunnah sebagai penafiran, selama tidak menuju ke poros inti keislaman maka garis tersebut akan keluar dari Agama Islam dari bingkai al Qur’an dan as Sunnah yang kongrit.
Aku islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, merupakan jawaban yang sujektif dan memungkinkan ada aku-aku yang lain akan menjawab dengan jawaban yang berbeda. Ajaran Nabi Muhammad bukan subjektif –untuk dan bagi dirinya sendiri- akan tetapi sebagai rasul yang objektif untuk dan bagi seluruh alam.
Jadi yang tepat pertanyaan di atas : “Kita ini Islam siapa ?” yang menjawab adalah aku-aku yang di dunia ini, kita islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Islam sebagai kenikmatan yang sempurna telah diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW agar dapat untuk dinikmati bersama, dan Allah meridhai Islam sebagai agama.
اليـم اكملت لكم دينــكم واتممـت عليلكم نعمتـى و رضيـت لكم الاسـلام ديـنا
al yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa radhitu lakumul
islama dina. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kamu sekalian untuk kamu sekalian, dan Aku telah mencukupkan nikmat-Ku bagi kamu sekalian, dan Aku ridhai islam sebagai agama kamu sekalian. (Surah Al Maidah ayat 3)

---mic---

M.Masud CHATIM Al Hajj – Islam Garis Qi-eS - 002

Kamis, 15 April 2010

ISLAM KONFIGURASI

Bismillahir-rahamnir-rahim
Alhamdulilahi-rabbil-'alamin

Segala puja dan puji hanya kepada-Mu ya Allah atas segala rahmat, hidayat dan karunia yang Engkau berikan kepadaku.
Shalawat dan salam kumohonkan kehadiratMu agar senantiasa tetap kepada peghulu agama kami, Nabi Muhammad SAW juga kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau (juga kepada kami pengikutnya)

Islam Garis QS (al Qur'an dan as Sunnah) ini merupakan sebuah konfigurasi keanekaragamam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.

Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad S.A.W. di bumi jazirah Arab khususnya di kota Mekah, dipandang sebagai ajaran aneh oleh komunitas kota Mekah dan sekitarnya saat itu, kehadirannya di tentang dan ditolak suku-suku yang ada di kota itu khususnya suku Quraisy, suku yang terbesar dan berpengaruh di kota Mekah selama satu decade, beberapa tahun , beberapa bulan dan beberapa hari.
Tumbuh berkembangnya Agama Islam setelah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang jumlahnya hanya puluhan diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah --exudus- ke kota Madinah yang dahulu disebut Yatsrib.
Kini Agama Islam termasuk Agama Besar yang ada di dunia, bukan sebagai ajaran yang aneh, namun merupakan Agama yang unik atas pemahaman makna ayat-ayat al Qur’an dan Sunnah Rasulullah -Muhammad S.A.W- serta sunnah para pewaris beliau.
Berbeda pemahaman, menjadikan pengamalan Agama Islam beraneka ragam dan bergaris-garis, sesuai dengan garis yang digariskan dalam Al Qur’an dan As Sunnah baik garir lajur garis jalur maupun garis bujur dan garis lintang.
Sebagai akibat pengamalan pemahaman tersebut, pengamalnya dan ajarannya dijuluki Islam garis Keras, Islam garis Lunak dan Islam garis Kenyal atau garis Lentur yang memungkinkan masih ada garis-garis yang lain.
Al Qur’an dan As Sunnah merupakan tolok ukur dan batasan keislaman sebagai bingkai yang global tapi kongrit.
Kaum mislimin yang beraneka ragam cara memahami dan mengamalkan Ajaran Islam, masih dalam bingkai Qur’an dan Sunnah yang global, karena isi kandungan ayat-ayatnya dapat dipahami lebih dari satu pengertian. Al Qur’an dan As Sunnah yang merupakan bingkai utama, di dalamnya terdapat satuan-satuan bingkai-kecil yang merupakan hasil penafsiran dan pemahaman Al Qur’an dan As Sunah, serta diamalkan sebagai bingkai keislaman yang kongrit, merupakan konfigurasi kaum muslimin. Semoga kita masih di antara satu bingkai dari satuan-satuan bingkai yang kongrit yang dibatasi oleh Al Qur’an dan As Sunnah yang global, sebagai realitas konfigurasi keanekaragamam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, amiin.

---mic---


M. Masud_CHATIM al_HAJJ - Islam Garis Qi-eS 001 -